
Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto termasuk pihak pemerintah yang segera menggelar rapat dengan jajarannya, guna menghentikan langkah Indonesia mengimpor cangkul dari negara China.
Sejauh ini, impor tersebut sudah masuk ke tanah air sejak Agustus lalu.
Namun demikian, ia menyatakan sebagian besar cangkul yang digunakan di Indonesia merupakan produk dalam negeri.
“Memang ada impor, tapi jumlahnya kecil. Yang kemarin itu impornya 86.000, sedangkan kebutuhannya 10 juta,” ujarnya di Jakarta, Senin (31/10).
Ia menyebutkan, impor perkakas petani untuk mencangkul dilakukan karena ada permintaan dari dalam negeri. “Ya, sekitar Januari memang ada permintaan,” katanya.
Hanya saja, tambahnya, pemerintah mengupayakan agar impor cangkul tidak terjadi lagi atau dihentikan, karena produsen dalam negeri masih mampu mencukupi kebutuhan perkakas maupun bahan bakunya.
“Krakatau Steel sudah bisa produksi untuk bahan baku cangkul. Sementara banyak Industri Kecil Menengah (IKM) sudah bisa membuat cangkul,” jelasnya.
Rapat tentang impor cangkul antara lain dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syarif Hidayat, Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan, serta Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Luar Negeri Dody Edward. (Zul)
Related Posts
Pembenahan Birokrasi, Kepastian Hukum, & Infrastruktur Kunci Perbaiki Daya Saing Indonesia
Kinerja PGN membaik ditengah rendahnya harga minyak
Lemahnya Perdagangan Internasional, Menkeu Tegaskan Jandalkan Ekspor-Impor pada 2017
Menperin Undang IKM Manfaatkan Hasil Riset Pangan Gratis
Survei: Orang Indonesia Kurang Nyaman Bertransaksi Online
No Responses